-->

Welcome!

I am Putra Podcaster Writer

View Work Contact me!

About Me

Podcasting
Writing
Parenting
Who am i

Putra.

Saya tertarik dengan dunia podcasting dan literasi

Saat ini saya sedang mengelolah sebuah podcast dengan judul "PAPA MUDA" dimana Papa Muda merupakan ruang bincang untuk membahas segala hal yang merumitkan pikiran saya sebagai seorang bapak-bapak beranak satu.

Saya pun sering kali menulis untuk menyelingi hari. Tulisan yang berhubungan dengan decision making, psikologi, behavioral economics atau masalah-masalah yang sedang marak di tengah Masyarakat.

Activities

Writing

Saya menulis beberapa buku seperti:Ketika langit sebiru yang kita kenal, risalah rindu dan fugue. Saya pun turut aktif dalam pengembangan budaya literasi dengan mendirikan sebuah komunitas dengan nama Blogger Kampus. berisikan diskusi, dan tukar pikiran untuk memacu setiap orang di dalamnya untuk membaca dan menulis lebih banyak tiap harinya

Podcasting

Papa Muda berisi masalah-masalah yang sering kali ditemui namun tidak banyak memiliki titik terang. Kesemuanya menggunakan pendekatan dalam ilmu psikologi, pembahasannya seperti parenting, psikologi kebahagian atau cara mendapatkan pasangan hidup yang tepat. Papa Muda bisa di akses melalui Spotify, google podcast atau apple podcast.

Self-Development

Pada beberapa kesempatan saya mendapatkan beberapa panggilan untuk mengisi materi pada pelatihan atau diskusi. Materi yang penah saya bawakan seeprti ilmu retorika, adversity quotient,mengenal potensi diri, kepemimpinan, training of trainer dan lain sebagainya

Parenting

Terakhir, kesibukan saya pun tiap harinya adalah menjadi ayah untuk seorang anak lucu berumur dua tahun. Pekerjaan ini tidak kalah menantangnya karena selain melibatkan pengalaman, namun juga melibatkan keilmuan yang tiap hari pula harus diasah. Membaca buku parenting seperti the danish way of parenting menjadi kebiasaan sebelum anak dua tahun ini bangun.

Our Blog

Sejarah Singkat Ilmu Pengetahuan






Sebagai penguasa, tanpa kehadiran Titans. Zeus melihat bumi menjadi surga yang kosong. Dititahkanlah Prometheus beserta saudaranya Epimetheus untuk mengisi bumi dengan berbagai makhluk hidup. Mereka kemudian membagi tugas, Epimetheus bertanggung jawab menentukan anugrah apa yang diberikan pada setiap makhluk hidup. Diberinya kemampuan terbang pada beberapa diantaranya, taring dan gigi yang tajam pada beberapa lainnnya dan tidak lupanya juga kemampuan menyelam dan berlari cepat dibagikan pada mereka yang berhak. Sementara itu, Prometheus berjibaku untuk merupa manusia. Dibentuknya serupa dengan para dewa, meski Zeus bersikeras, tempat mereka di bahwah dan memiliki tugas menyembah para penghuni gunung Olympus. Dalam benak Prometheus, ia bersikukuh dengan Zeus karena manusia diharapnya memiliki peran besar kelak dalam pertalian waktu. Dari niatannya tersebutlah, Prometheus kemudian membopong api lalu diseberkannya pada manusia. Api memberikan manusia kekuatan yang tidak pernah ada, mereka kemudian berkembang sangat pesat. Dari membuat keluarga mereka tetap hangat saat malam, menempa senjata untuk melindungi diri, hingga mendominasi permukaan bumi. 


Melihat perkembangan manusia, Zeus kemudian menuntut manusia untuk bersyukur dan memberikan persembahan pada para dewa.  Prometheus Kembali mengintrupsi, tidak ingin manusia dieksploitasi demi keagungan para dewa Olympus. Ia kemudian atas nama kekesalan dan bentuk protes. Meminta manusia untuk menyembelih lembu, lalu membagi sembelihan tersebut di dua wadah. Wadah pertama diisinya dengan berbagai hal baik dari sembelihan tersebut, namun ditutupi dengan bagian perut yang nampak tidak menarik, sementara wadah kedua terlihat sangat menarik dari luar karena berisikan lemak sesembelihan, namun didalamnya hanya berisikan tulang belulang. Zeus kemudian diminta memilih diantara kedua wadah tersebut. Zeus memilih pilihan yang kedua, dan manusia mendapatkan wadah yang terlihat berisikan perut lembu namun sebenarnya tersembunyi bagian terbaik dari sesembelihan. Menyadari bagiannya, Zeus murka, dan menghukum manusia dengan merenggut api dari permukaan bumi. 


Manusia Kembali merana, tanpa api mereka bukan saja kehilangan kenyamanan namun juga tidak dapat melindungi diri. Promtheus tergugah, ia pun menyelundupkan api dari Olympus untuk dikembalikan kepada manusia. Zeus Kembali dipenuhi murka, sesembari menghentak-hentakkan senjata petirnya yang agung, tidak satupun diantara para dewa berani mendekat. Dengan letupan yang memenuhi hatinya, Zeus menyeret Prometheus, lalu merantainya pada sebuah batu besar di Caucasus untuk mendapatkan hukuman. Bukan hanya sampai disitu, Setiap hari akan datang seekor burung bangkai yang akan mencabik-cabik hati Prometheus, dan saat malam hari tiba, hatinya tersebut akan tumbuh Kembali. Sehingga, Prometheus harus menghadapi siksaan yang sama, tiap harinya. Namun dalam benaknya, Prometheus tidak pernah merasa menyesal sedikitpun, pemberontakannya tersebut adalah bentuk kecintaannya terhadap manusia. 


Kisah yang epik ini adalah bentuk penggambaran bagaimana orang-orang Yunani Kuno mencitrakan para dewa mereka. Juga menjadi bentuk penjelas buat mereka bagaimana manusia muncul pertama kali dibumi. Api yang dibawa Prometeus adalah penggambaran bagaimana ilmu pengetahuan dapat mengubah setiap sendi hidup manusia. Karena darinya akan tumbuh inovasi-inovasi lainnya yang kelak akan mengangkat manusia, dalam perjalanannya untuk menginjakkan kaki di Bulan. 


Sejak dahulu kala, ilmu pengetahuan adalah barang eksotis yang diminati oleh seluruh makhluk hidup, karena ilmu pengetahuan bukan saja dapat mengangkat derajat hamba menjadi merdeka, namun juga dapat membuat sebuah negara menjadi adidaya.    


Persis ungkapan yang ditulis oleh Francis Bacon dalam bukunya Meditation sacrae yakni “Et Ipsa Scientia, Pospesta Est” yang artinya pengetahuan adalah kekuatan. Kunci kesuksesan tersebut bukanlah lagi menjadi rahasia. Tiap bangsa-bangsa sepanjang sejarah telah melakukan berbagai hal untuk mengeksplorasi pengetahuan, dan menjadikannya pijakan untuk mendominasi percaturan Dunia. 


Dalam buku the shortest history of Europe karangan Jhon Hisrst mengungkapkan meski tidak dapat dibantahkan bahwa kaum romawi sangatlah lihai dalam ilmu ketatanegaraan, namun persoalan ilmu pengetahuan kaum Yunani tidaklah tertandingi. Dari keniscayaan tersebut, para elite romawi biasanya akan mengirimkan anak-anak mereka untuk belajar di Athena, atau memperkerjakan budak dari kaum Yunani untuk mengajarkan anak-anak mereka di rumah. Kebanggaan yang besar orang-orang romawi pada imperiumnya, tidak menjadikan mereka sombong kalau hal tersebut berkenaan tentang pengetahuan. Bukan saja kaum elite, Hasyayin yakni sebuah sekte pembunuh yang bermarkas di pegunungan Alamut, ternyata memiliki perpustakaan yang sangat besar. diceritakan oleh Fernando Baez dalam bukunya yang terkenal penghancuran buku dari masa ke masa, mencatat buku dalam perpustakaan tersebut sampai berjumlah satu setengah juta buku, Meski dihancurkan oleh invasi mongol pada tahun 1256, namun kehadirannya menjadi bukti sejarah bahwa ilmu pengetahuan selalu menjadi primadona untuk siapun. 


Manusia menali ilmu pengetahun tersebut, agar dapat disimpan dan diedarkan. Dahulu kala, di Mesopotamia sekitar 5.300 tahun yang lalu manusia membuat media tulisan dari lempengan tanah liat yang dibakar. Asal-muasal buku pertama tersebut mereka percayai berasal dari dewi gandum, yakni Nidaba. Waktu berlanjut pada masa Yunani, di zaman ini manusia menggunakan papirus untuk menulis, hingga akhirnya di Dinasti Han pada 105 sebelum masehi kertas pertama dicipatakan yang pada akhirnya merevolusi dunia. 


Buku kemudian menjadi repsentasi dari ilmu pengetahun, ide yang sebelumnya berada dikepala setiap orang dan hanya bisa diajarkan dari mulut ke mulut, akhirnya dapat di akses melalui  tulisan dari segala penjuru bumi. Buku menjadi media yang dapat menyalurkan ide dengan cepat. Hal ini membuat buku terkadang menjadi bulan-bulanan penguasa. Tidak pemerintahan monarki, maupun demokrasi untuk cita-cita melanggengkan kekuasaan, sering kali mematahkan gerak lawannya dengan cara memberangus ide-ide mereka yang temuat dalam buku. Hal ini berbahaya karena daerah kekuasaan mereka hanya akan dihuni satu golongan ideologi dengan otoritas kebenaran yang tunggal.  


Tentu saja untuk kestabilan sebuah negara, ide-ide yang mengancam keluhuran terbentuknya negara tersebut haruslah di hadang, namun tentu saja dealektikanya harus dibangun di rumah parlemen negara, pembelaan juga mesti dilakukan agar keputusan yang diambil tidaklah sepihak. Kaum intelektual mestinya mengambil baris terdepan untuk memberikan pertimbangan jika saja ada opsi pelarangan buku. Sementara penjarahan dan pembakaran buku yang dilakukan di jalan-jalan oleh sekelompok orang dengan mengatas namakan kebenaran, tidaklah benar dan perilaku itu merupakan bentuk vandalism, catat Fernando Baez.


Beberapa buku telah hilang sepanjang sejarah manusia, salah satu kehilangan terbesar manusia adalah kumpulan buku di perpustakaan Alexandria. Pada 2300 tahun yang lalu pemerintah Alexandria ingin mewujudkan impian manusia yakni mengumpulkan seluruh pengetahuan di dunia, dibawah satu atap. Perpustakaan ini menjadi sangat maju di zamannya karena berhasil mengumpulkan banyak pengetahuan dari pemikir besar dunia. Namun bala tidak dapat dicegah, 

Perpustakaan Alexandria hangus terbakar karena perebutan kekuasaan di mesir yang semakin berutal. Selain perpustkaan Alexandria, Fernando Baez juga mencatat ratusan karya-karya Aristoteles juga menghilang. Karya-karya Aristoteles yang dapat disentuh manusia hari ini adalah hanya merupakan catatan-catatan yang dikumpulkan para penggila buku atau murid-muridnya. Sementara itu dialog-dialog Aristoteles, berbagai tulisan, surat, dan puisi pertama Aristoteles Lenyap. Bahkan para ilmuan percaya 75% karya sastra, filsafat, dan ilmu pengetahuan Yunani kuno telah lenyap. Lanjut Fernando Baezm Kejadian sama pula terjadi Di Cina, pada abad 213 SM, Shi Huan Ti—emperor saat itu—menyetujui pemabakaran semua buku, kecuali yang berkenaan tentang kedokteran, pertanian atau ilmu nujum. Bahkan juga mengubur hidup-hidup 400 cendikiawan, sementara keluarga mereka dipermalukan. Pemusnahan atau pelarangan buku berlanjut sampai hari ini. Bayangkan bagaimana explorasi pengetahun yang dapat dilakukan manusia sekarang jika saja keseluruhan sejarah kelam tersebut tidak terjadi, mungkin manusia sudah dapat menjawab beberapa pertanyaan besar umat, seperti: dari mana atau untuk apa manusia berada di bumi, atau pertanyaan seperti apakah kita sendiri di jagat raya ini?

      


Beberapa bangsa berhasil lepas dari perilakutidak terpuji tersebut, dan menggunakan buku- untuk merawat ilmu pengetahuan. Keberhasilan ini tidak lepas dari kemampuan hebat pemimpinnya, satu diantaranya adalah Harun Al-Rasyid. Dicatat oleh eko laksono dalam bukunya imperium 3—Harun Al-Rasyid adalah salah satu pemimpin tersebesar dalam sejarah umat manusia, yang berhasil menghantarkan Baghdad menjadi pusat perdagangan dan sains dunia. Harun adalah pemimpin yag luar biasa, di umurnya yang belia, 18 tahun, bahkan sebelum menjadi khalifah dia telah memenangi perang besar melawan Byzantium.


Pada masa pemerintahan Harun Alrashid, ia sangat menjunjung tinggi penting berilmu. Tidak jarang ditemuai orang-orang yang ahli dalam berbagai bidang berkumpul dan saling bertukar pikiran di istananya yang megah. Dan jika Harun mendengar seorang ahli yang makhsyur, ia akan mengundangnya datang ke Istana. 


Harun sendiri pun adalah seorang terpelajar, senang membaca buku dan berdiskusi. Karena kecintaan nya terhadap buku, harun mendirikan pabrik kertas pertama di Baghdad. Pabrik kertas tersebut adalah yang pertama di luar china. Perkembangan ilmu yang pesat membuat bagdad menjadi pusat ekonomi raksasa pada zamannya. 


Bukan hanya sampai di situ, Al-mamun putra dari Harun Al Rasyid. Memerintah layak ayahnya. Sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. setalah menggantikan ayahnya, Al-mamun memerintahkan untuk membangun sebuah Gedung ilmu pengetahuan yang diberi nama Darul Hikmah. Al-mamun juga memerintahkan  Kaum-kaum terpelajar  untuk ke Byzantium dan kota-kota besar lainnya untuk mencari karya-karya Aristoles lalu kemudian menerjemahkannya. Bahkan dicatat oleh Eko Laksono—Pada saat memenangi perang dari kerajaan romawi. Salah satu syarat perdamaiam yang ditawarkan oleh  Al-ma’mun  adalah Raja romawi memperbolehkan para ulama untuk menerjemahkan buku-buku yang ada diperpustakaan raja Romawi tersebut.     


Baik Harun Al Rasyid atau Al-mamun adalah merupakah kisah sejarah yang memberikan gambaran bagaimana seharusnya buku-buku dan ilmu pengetahuan dipergunakan.


Zaman berlanjut, pada tahun 1400-san. Mesin ajaib yang akan merevolusi dunia dibuat, mesin yang dapat pembuat para pemikir dari berbagai latar belakang dapat muncul Kembali dan menceritakan kisah dan ide yang mereka punyai. Nama mesin tersebut adalah mesin cetak buku Gutenberg. Sebelumnya buku mesti dibuat dengan tulis tangan, kondisi itu membuat pembutannya tidak efisien. Gutenberg membuat buku menjadi mudah digandakan dan yang jauh lebih penting membuatnya menjadi lebih murah. Membaca buku seketika menjadi tren baru, dan dapat di akses oleh banyak orang dari berbagai lapis masyarakat, baik itu bangsawan, juga hamba sahaya. Jumlah orang bersekolah meningkat dan membuat Eropa berada diambang pintu kemakmuran tanpa henti. Bahkan, catat eko laksono, perebutan Adalusia dari tangan muslim membuat ilmu pengetahun ditransfer besar-besaran. Menjadikan Eropa Adidaya.  


Kembali ke masa sekarang, bayangkan bagaimana nikmatnya hidup di sebuah kota di negara Adidaya. Newyork contohnya. Anda dapat bersuka ria membawa sanak keluarga di central park, yang dipenuhi pepohonan teduh, sambil menikmati seruputan kopi. Jika saja dalam keadaan genting, anda dapat memanggil 991 dalam kondisi apapun pihak berwajib yang siaga, datang membantu Anda. Di Negara maju, Australia contohnya , menanggung jaminan Kesehatan masyarakatnya dalam rentang umur berapapun, yang mereka sebut sebagai medicare. Bayangkan pula bagaimana keindahan kota modern padang pasir, Dubai. Yang merupakan rumah untuk banyak Gedung-gedung fantastis seperti Burj Dubai, hotel Burj Al-Arab, Trumb Dubai dam banyak lainnya. Dubai adalah kota pusat Bisnis dam Hiburan terbesar di Dunia. 


Sementara itu, Indonesia dengan berbagai potensi yang di milikinya sedang meniti jalannya untuk menjadikan kehidupan lebih baik dari hari kemarin. Melihat potensi yag dimiliki oleh bangsa ini, bukanlah tidak mungkin mengejar ketertinggalan dari negara maju lainnya. Penentu dari perjalanan tersebut adalah masyarakatnya yang harus menjawab pertanyaan yang sangat sederhana mau di bawa kemana bangsa ini? Jika ingin meniti perjalanan bangsa besar lainnya, pertanyaan kedua yang harusnya dapat dijawab adalah, buku apa yang ingin saya baca hari ini?           



Catatan:


Juga tayang di Podcast "Papa Muda" dengan judul yang sama dengan beberapa perubahan.


Sumber Gambar: https://content.api.news/v3/images/bin/6eaf872191af3e0c47280474f299b7d7?width=1280




        


  





                 


     


Mengapa banyak orang menolak untuk vaksin ?

Ada banyak proyek besar di sepanjang sejarah kehidupan manusia. Salah satu diantaranya, yang telah menjadi mimpi buruk dunia hingga saat ini, adalah Proyek Manghatan. Proyek ini menjadi cikal bakal porak-porandanya Hiroshima dan Nagasaki karena pengembangan Nuklir yang mereka lakukan. Satu lagi proyek besar yang akan diingat dunia, baru saja berlangsung di Serrana Brazil tahun ini adalah Proyek S. Namun berbeda dengan Proyek Manghatan, Proyek ini akan menyelamatkan banyak populasi di Dunia. Proyek S ini adalah sebuah eksperimen yang dilakukan oleh salah satu perusahaan vaksin terkemuka—Sinovac—di Serrana Brazil untuk menunjukkan bahwa umat manusia memiliki harapan untuk melawan penyebaran Virus Covid yang telah menelan banyak korban.   


Hasil dari Eksperimen tersebut menunjukkan pandemi dapat di kontrol jika tiga-perempat dari total populasi di sebuah daerah di vaksinasi menggunakan  Sinovac. Lebih mencengangkan lagi karena angka kematian turun sampai 95%, orang yang menjalani perawatan rumah sakit turun sampai 86%, dan kasus yang menunjukkan gejala turun sampai 80%. Tentu saja berita ini menjadi angin segar untuk banyak orang di dunia, apa lagi untuk banyak negara berkembang yang menggunakan Sinovac sebagai vaksin negara mereka. Namun pengharapan tersebut tidak seindah angan, meski dengan berbagai bukti ilmiah mengenai efektivitas vaksin yang disarankan, masih banyak orang yang menolak untuk menggunakannya. Bahkan perihal ini menjadi heboh di berbagai lini dan media komunikasi masyarakat. Sehingga menarik benang merah dari gejala ini harus dilakukan secara hati-hati untuk membawa kemaslahatan kepada berbagai pihak. 


Bias 


Dalam memutuskan perihal yang penting seperti menerima vaksin atau tidak menerimanya, sering kali manusia cukup percaya diri pada keputusan yang diambilnya. Namun banyak ahli menyatakan manusia sangat rentan oleh bias yang mereka miliki. Tanpa disadari, Bias ini dapat membuat manusia memutuskan keputusan-keputusan hidup yang sebenarnya tidak berpihak pada kemaslahatan pribadi mereka. Contohnya, Present Bias, yang di mana bunyinya adalah manusia lebih memperhatikan dampak yang didapatnya pada saat sekarang tanpa memedulikan dampak jangka panjangnya. Ke semuanya itu seperti merokok atau makan yang berlebihan, perhatian manusia pada kondisi tersebut hanya akan terpusatkan pada kondisi rileks yang diciptakan oleh rokok atau perasaan puas yang diciptakan makanan, dengan mengabaikan apa dampaknya pada masa yang akan datang.  Kondisi ini tidak jauh bedanya dengan keputusan penting vaksinasi. Beberapa contoh bias berkenaan perihal tersebut adalah availability bias, conformity bias, atau the illusion of control.


Avaliability Bias 


Manusia dalam menakar kemungkinan terjadinya sesuatu akan melihat seberapa mudah terpikirkan contoh masalah tersebut dalam pikirannya, perhatian mereka akan mudah tersita pada perihal yang mudah mereka pikirkan dari pada yang sulit. Penyebab kematian yang mencolok—seperti meninggal karena vaksin, atau meninggal karena covid meski telah vaksin—sering mendapatkan perkiraan kemungkinan yang cenderung di besar-besarkan, sedangkan penyebab kematian yang sudah sering terjadi namun tidak menjadi pusat wacana mendapat perkiraan yang terlalu kecil—contohnya jumlah peningkatan kematian kasus covid tiap harinya. 


Conformity Bias  


Tekanan sosial dalam masyarakat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mengubah perilaku seorang Individu di dalamnya. Kalau saja sebahagian besar masyarakat di sebuah daerah melakukan “penolakan untuk vaksinasi” kemungkinan individu-individu lainnya dalam masyarakat tersebut tidak memiliki pilihan yang banyak, selain juga melakukan penolakan. Meskipun mereka “mungkin saja” paham akan pentingnya vaksin ini. 


The illusion of control 


Manusia memiliki kecenderungan untuk mempercayai bahwa mereka telah memiliki kontrol terhadap hasil dari sebuah kejadian, meskipun sebenarnya kejadian tersebut terlalu kompleks untuk diprediksi. Manusia telah cukup lama tetap beraktivitas tiap harinya, meski ditengah ancaman covid. Mereka kemudian mengembangkan sebuah ilusi bahwa covid dapat mereka kendalikan menggunakan kebiasan-kebiasaan mereka tiap harinya. Meski tanpa imunisasi. Namun penanganan penyebaran virus covid ini jauh lebih kompleks dari pada menjaga kebiasaan yang sama tiap harinya. Mutasi virus covid bisa saja menjadikan kebiasaan-kebiasaan tersebut tidaklah efektif lagi. 


Lalu?


Bias adalah bagian dari manusia, manusia memiliki bakat untuk berpikir secara rasional, namun manusia terikat dengan berbagai keterbatasan, atau disebut Daniel Kahneman sebagai Bounded rationality. Benar adanya manusia dapat berpikir secara rasional namun manusia juga terbatas oleh waktu, kemampuan kognitif, atau sumber yang valid. Ke semuanya itu memunculkan bias dan membuat manusia keliru dalam memahami pilihan mana yang terbaik untuk mereka. Termasuk dalam memutuskan apakah mereka harus vaksin atau tidak. Penentu kebijakan sebaik nya memasukkannya sebagai pertimbangan untuk membuat sebuah pendekatan yang tepat agar informasi yang disalurkan mengenai vaksin ini tidak terhalangi oleh bias yang dimiliki setiap individu dalam masyarakat. 



Catatan:

Diterbitkan di koran Online Fajar (https://koran.fajar.co.id/2021/09/12/mengapa-banyak-menolak-vaksin/) dengan beberapa perubahan.


Sumber Foto: https://www.dw.com/en/coronavirus-digest-astrazeneca-vaccine-still-safe-says-who/a-57023010




Ibu-ku adalah Televisi

Seorang anak terlahir dengan memanggil ibu pada sebuah kotak, yang manusia sebut televisi. Tiap hari anak itu menyusu banyak hal, kadang berita bohong, sinetron konyol atau permainan suami-istri. Ayah anak itu sekumpulan jejak yang meninggalkan bekas sesat di ruang tamu, kadang pula di kamar mandi lalu kemudian menghilang.
Seisi rumah baginya hanyalah kaleng kosong, tak memiliki arti. Sehingga televisi selalu menjadi ibu yang sepertinya baik, menawarkan susu yang sebetulnya anggur. Umur adalah hal yang tak bisa ia hitung karena anak itu lebih pandai berciuman dari pada menghitung. Teman baginya adalah tempat praktik, praktik segala hal yang diajarkan ibunya si televisi, kadang praktik bercerita bohong, praktik adegan sinetron dan juga tak lupa praktik permainan suami-istri.
Di sekolah ia tak banyak bertanya. Baginya bertanya adalah mengambil masalah. Namun ia ingat sebuah pertanyaan dari gurunya, karena hal itu ia dapat tepuk tangan satu kelas. Apa namanya membela bangsa ? Nasionalisme, si anak cepat menjawab. Apa namanya membela tanah air ? Patriotisme, si anak menjawab lebih cepat. Apa namanya membela agama ? Si anak diam mikir sejenak, lalu menjawab, Terorisme ibu guru. Seisi kelas tepuk tangan, termasuk ibu guru dengan bangga.

Contact Us

Phone :

-

Address :

Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia

Email :

akhmad.saputra.syarif@gmail.com

Gagak Orange

Akhmad Saputra Syarif. Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe Us

Mengenai Saya

Foto saya
Saya suka makan mie instan intinya ,,,,

Sejarah Singkat Ilmu Pengetahuan

Sebagai penguasa, tanpa kehadiran Titans. Zeus melihat bumi menjadi surga yang kosong. Dititahkanlah Prometheus beserta saudaranya Epimetheu...

Pengikut

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Label

Subscribe Us

Subscribe Us

Subscribe Us